Ini Himbauan Ketua DPRD Minahasa di Perayaan Pengucapan Syukur

TONDANO, identitasnews.id – Pemerintah kabupaten Minahasa telah menetapkan perayaan pengucapan syukur tahun 2025 berlaku Minggu 20 Juli.

Ketua DPRD Minahasa Drs Robby Longkutoy MM, menghimbau kepada masyarakat yang akan merayakan pengucapan syukur agar mengedepan pola hidup sederhana.

” Hindari pemborosan, tetap sederhana tidak perlu mewah, supaya tidak membebani keadaan,” ujar Longkutoy, Selasa (15/7/2025).

Longkutoy, juga meminta kepada masyarakat untuk memanfaatkan hari penuh syukur ini dengan menghadiri ibadah pengucapan syukur di rumah gereja dengan mempersembahkan korban syukur.

” Hakekat yang utama dari pengucapan syukur adalah cara kita untuk mengungkapkan terima kasih kepada Tuhan, atas segala berkat, kesehatan dan kekuatan yang diberikan Tuhan kepada umatnya,” tuturnya.

Longkutoy juga mengingatkan bahwa di perayaan pengucapan syukur, masyarakat harus sebisa mungkin untuk menghindari perbuatan tercelah dengan mengonsumsi miras.

” Jangan nodai hari syukur ini dengan minuman keras. Sebab hal ini sangat tidak elok dan tidak baik. Minuman keras selalu menjadi sumber lahirnya gangguan keamanan,” paparnya.

Polisi diminta untuk bertindak tegas dan terukur demi kelancaran pengucapan syukur. Patroli di semua wilayah harus di lakukan.
Peran serta masyarakat juga dituntut untuk perayaan ini, dengan saling menjaga keamanan dan ketertiban. Kemudian turut mengatur arus lalu lintas agar tetap lancar.

Kontribusi tokoh agama dan tokoh masyarakat bahkan pihak terkait menjadi penting demi membantu pihak kepolisian meredam terjadinya gangguan keamanan.

” Polisi, tokoh agama dan tokoh masyarakat harus berperan lebih, demi menjaga situasi tetap kondusif. Polisi butuh peran masyarakat. Kita semua berkepentingan untuk menjaga keamanan agar perayaan ini berjalan dengan baik dan lancar, sehingga momentum untuk mengucap syukur kepada Tuhan bisa kita laksanakan dengan baik. Pengucapan syukur bentuk syukur dan kegembiraan yang harus di rayakan dengan batasan yang mengikat demi ketertiban sehingga esensi pengucapan syukur tetap terjaga,” terang Longkutoy. (rom)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *