Dituduh Tekan Orang Tua Siswa, Watulingas: Tidak Ada Intervensi, dan Meminta Pilih Calon Tertentu

TONDANO, identitasnews.id – Tudingan yang dialamatkan kepada Kepala SMP Negeri 3 Satap Lembean Timur Ricky J Watulingas S.Pd, dimana dirinya selaku ketua tim sukses salah satu calon Hukum Tua di desa Kapataran Satu kecamatan Lembean Timur, yang menggunakan jabatan dengan memanfaatkan fasilitas dengan menekan dan meminta orang tua siswa untuk memilih calon tertentu, dibantah oleh Watulingas.

Dia menduga tudingan tersebut merupakan upaya orang yang tidak bertanggung-jawab yang sengaja memanas-manasi situasi menjelang Pilhut yang sedianya di gelar pada Selasa (31/5/2022).

” Saya memang ketua tim sukses salah satu calon. Namun saya sangat menyesalkan adanya tudingan yang sengaja dilakukan untuk memojokkan diri saya. Saya adalah seorang guru yang kebetulan ditempatkan di SMP Negeri 3 Satap Lembean Timur yang tugas hari-hari saya adalah mendidik dan mengajar anak didik. Namun tidak pernah menekan, kemudian meminta agar orang tua murid memilih calon tertentu. Saya ingin tegaskan bahwa itu tidak benar dan mengada-ada ,” ujar Watulingas.

Dirinya juga sangat menyayangkan adanya tuduhan yang diarahkan kepada dirinya dengan mencatut nama atasan apalagi sekelas Bupati Minahasa Dr Ir Royke O Roring M.Si.

” Janganlah menyebar kabar bohong dengan menyebut-nyebut nama Bapak Bupati Minahasa. Ini jelas-jelas fitnah dan sangat tendensius. Kalau ingin menjatuhkan diri saya tidak apa. Tapi jangan sekali-kali mencatut nama Bapak Bupati Minahasa,” pungkasnya.

Dikatakan Watulingas, sebagai guru yang kebetulan di tugaskan sebagai Kepala Sekolah dirinya memahami tugas dan tanggung-jawab, baik sebagai guru dan kepala sekolah.

Makanya ketika tuduhan ini datang, kemudian di hubung-hubungkan dengan penyaluran beasiswa yang katanya ada aroma tekanan kepada siswa agar orang tuanya memilih salah satu calon yang merupakan jagoan sang Kepala Sekolah.

Dirinya menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar dan terkesan dibuat untuk mempermalukan dirinya.

” Semua itu tidak benar dan tidak memiliki bukti. Beasiswa sudah disalurkan dan tidak ada tekanan atau anjuran kepada siswa supaya orang tua mereka memilih calon tertentu ,” imbuh Watulingas.

Dikatakan Watulingas, kebetulan calon yang didukung merupakan saudara dekat. Karena itu saya kira hal itu tidak perlu dipersoalkan.

” Silahkan memilih calon sesuai dengan pilihan masing-masing. Wajarkan kalau saya mendukung calon tertentu apalagi calon tersebut merupakan saudara dekat. Pilhut sangat berbeda dengan Pilkada atau Pemilu. Dimana Pilhut adalah pesta demokrasi yang lebih menekankan kearifan lokal atau budaya dukung mendukung calon tertentu yang tak lain adalah saudara dekat. Karena itu, jangan samakan pesta demokrasi ini dengan pesta demokrasi lainnya, agar kita tidak gagal paham dan gagal berpikir ,” paparnya. (rom)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *