Tomohon- Identitasnews.id Desakan dari ratusan Pendeta Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) yang digelar di kantor Sinode GMIM Tomohon 11/6-2025 agar “Hein Arina” (HA) segera mundur dari jabatannya sebagai Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GMIM ditanggapi oleh Efraim Lengkong salah satu warga GMIM yang juga merupakan Ketua Pelayanan Lansia Jemaat GMIM Karunia Sea 1 merangkap wakil ketua KPL Wilayah Malalayang Timur.
“Jika Hein Arina mencintai GMIM, agar segera Turun dari Prambon” (secara sukarela meninggalkan jabatan atau posisinya).
“Jangan biarkan jemaat tersesat ibarat ayam kehilangan induknya” kata dia.
Lengkong juga menambahkan agar Hein Arina mengikuti suri teladan “Musa dan Harun” karena sudah berbuat dosa yang rela menerima dan meletakkan jabatan mereka kepada Yosua.
Bilangan 20 ayat 12 berbunyi: “Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: ‘Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan kuberikan kepada mereka”.
Kalau di kolaborasikan kitab “Bilangan 20:12 dengan ditetapkannya Hein Arina sebagai tersangka dalam kasus dana hibah bukankah sama dengan makna yang terkandung dalam ayat ini”.
Salah satu peserta aksi Ketua Wilayah Malalayang Timur, Pdt. Joke Mangare, saat ditanya wartawan mengatakan bahwa dirinya berharap bahwa demi kecintaan atas GMIM, Pdt. Hein Arina kiranya segera mengundurkan diri.
“Kami berharap dan kami sudah bersikap bahwa dengan hormat atas nama GMIM, kecintaan GMIM, dan kami percaya Pdt. Hein Arina mencintai GMIM, dan kami katakan kiranya mengundurkan diri,” kata Mangare pada saat aksi damai di Kantor Sinode GMIM, Rabu (11/06/2025).
Mangare, menambahkan dengan mundurnya Hein Arina sebagai Ketua BPMS akan memberikan keleluasaan kepada BPMS untuk mengagendakan Sidang Majelis Sinode Istimewa, sesuai keputusan sidang tahunan BPMS di Likupang Dua yang sudah menjadwalkan SMSI akan dilaksanakan di bulan Juli Tahun 2025. (tim)
