Sulut, identitasnews.id – Ketua DPD PDI Perjuangan Sulut, Olly Dondokambey, menanggapi survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Selasa (25/4/2023), menyatakan hasil survei itu merupakan hasil kerja keras seluruh kader.
Menurut Olly, sesuai instruksi partai, seluruh kader, termasuk jajaran pengurus partai dari anak ranting sampai DPD terus bekerja keras.
“Hal ini adalah hasil dari kerja keras semua kader PDI Perjuangan baik jajaran struktural partai dari DPD, DPC, PAC hingga anak ranting di Sulut, turun ke masyarakat sesuai arahan Ibu Ketum, Megawati Soekarnoputri,” tandasnya.
Lanjutnya, dari hasil survei SMRC, ke depan PDI Perjuangan akan memaksimalkan dan mengoptimalkan peran kerakyatan.
Terlebih PDI Perjuangan sudah mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden yang diusung dalam Pemilihan Presiden 2024.
“Dari hasil survei tersebut di Sulut akan lebih, khususnya dalam rangka pemenangan Bung Ganjar Pranowo karena kader PDI Perjuangan tentu bertekad mencetak hattrick kemenangan di Pemilu,” tegasnya.
“Memenangkan pemilihan legislatif, pemilihan presiden, termasuk pilkada adalah kewajiban sesuai pesan Ibu Ketum, rapatkan barisan,” tuturnya.
Hasil survei terbaru Survei SMRC di Sulawesi Utara, 66 persen pemilih kritis yang mendukung partai pemenang Pemilu 2014 dan 2019 tersebut sedangkan partai lainnya di bawah 10 persen.
Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, melalui kanal YouTube SMRC TV, 25 April 2023, mengungkapkan maparkan jika pemilu dilaksanakan saat survei dilakukan, yakni pada 18 dan 19 April 2023, PDI Perjuangan mendapat dukungan terbesar di kelompok pemilih kritis sebesar 16,1 persen.
Berikutnya Gerindra 11,7 persen, Golkar 8,7 persen, PKB 6,1 persen, Demokrat 5,1 persen, Nasdem 4,9 persen, PKS 4,4 persen sedangkan partai lain di bawah 4 persen dan masih ada 31,2 persen warga belum menentukan pilihan.
Pemilih kritis menurut Irvani, adalah kelompok pemilih yang penting karena umumnya tidak mudah goyah dan dipengaruhi.
Tambah Irvani, pemilih kritis adalah kelompok potensial yang dapat mempengaruhi kelompok pemilih lain. Pemilih yang memiliki telepon/cellphone merupakan indikasi kelompok pemilih kritis.
Lanjutnya, pemilih kritis cenderung punya kesempatan lebih besar untuk mendapat informasi sosial-politik dibanding yang tidak punya telepon/cellphone, dan karena itu kritis dalam menilai berbagai persoalan.
Jumlah pemilih kritis sekitar 80 persen dari total populasi pemilih, dan cenderung berada di lapisan lebih atas,” terangnya mengenai hasil wawancara dengan responden yang dilakukan lewat telepon oleh pewawancara terlatih.
Target populasi survei sendiri warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon/cellphone, sekitar 80 persen dari total populasi nasional. Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
“Dengan teknik RDD sampel sebanyak 831 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Margin of error survei diperkirakan 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling,” ujarnya.(*/mvr)