
Mndo, identitasnews. id – Ekosistem pesisir seperti Mangrove, Lamun dan Terumbu Karang, sangat penting keberadaannya di pesisir laut. Tiga eksistem ini menjadi penyangga kehidupan di perairan laut dengan menjalankan fungsinya secara ekologis.
Fungsi penting seperti menyokong kehidupan biota yang hidup di perairan sampai menjaga kestabilan substrat sehingga tidak terjadi abrasi pantai.
Salah satu ekosistem yang belum sepenuhnya dikenal seperti ekosistem Mangrove dan terumbu adalah Lamun (Seagrass) yang dikenal dengan nama lokal oleh masyarakat setempat disebut Hilamu atau Hilamun.
Hilamun memberikan kontribusi yang besar dalam meningkatkan pendapatan masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan, dimana menjadi tempat memijah dan berlindung berbagai jenis ikan, termasuk yang berasal dari laut dalam. Sehingga semakin baik kondisi ekosistem lamun akan meningkatkan jumlah ikan.
Begitupun jenis lamun yang memiliki daun panjang membantu dalam menstabilkan perairan. Bahkan di daerah lainnya di Indonesia, buah lamun telah dimanfaatkan sebagai bahan makanan karena mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral dan sebagai antioksidan.
Mirisnya, aktivitas masyarakat yang tinggi di wilayah pesisir dapat menyebabkan kerusakan bagi ekosistem ini. Untuk itu perlu dilakukan suatu langkah pengelolaan, dimulai dengan meningkatkan pengetahuan dan pengenalan akan jenis dan fungsi ekosistem itu sendiri dimulai dari tingkat Pendidikan awal di Sekolah Dasar.
Menurut Pience V Maabuat selaku ketua tim pelaksana, kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini merupakan kolaborasi antara LPPM Unsrat dan Fakultas MIPA yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada mitra tentang Ekosistem Lamun pada Siswa Sekolah Dasar di Desa Lobbo Kecamatan Beo Utara Kabupaten Kepulauan Talaud. Sekolah yang menjadi mitra yaitu SDK Effatha dan SD INPRES Lobbo, pada tanggal 28 Juli – 25 Agustus 2025.
“Nantinya dengan pengetahuan yang diberikan, siswa dapat ikut ambil bagian dalam menjaga ekosistem yang ada di pesisir, sehingga mengurangi dampak dari kerusakan ekosistem itu sendiri.” Ujar Maabuat didampingi oleh Marnix Langoy dan Beivy Kolondam sebagai anggota Tim yang berasal dari dosen Biologi FMIPA Unsrat. (achel)































